Pada tanggal 17-19 September 2024, bertempat di Bandung, Bappeda Kabupaten Manggarai Barat bersama dengan seluruh konsorsium Program Urban Future dan pemangku kepentingan Kota Bandung dan Kabupaten Manggarai Barat mengikuti kegiatan Pelatihan Sistem Pangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang sistem pangan yang terintegrasi melalui metode berfikir sistem (systemic thinking). Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang peran strategis orang muda, wanita dan disabilitas dalam sistem pangan serta mendorong kolaborasi dan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan.
Sistem pangan Indonesia saat ini belum mampu mengatasi permasalahan yang ada misalnya pola makan yang rendah gizi, sehingga Indonesia masih menghadapi masalah stunting, obesitas, dan malnutrisi. Selain itu, saat ini berdasarkan data dari International Diabetes Federation, Indonesia menempati urutan ketujuh dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Data dari Kemenkes tahun 2020 menunjukan bahwa pasien yang memiliki penyakit degeneratif lebih rentan terdampak virus COVID-19. Ditambah lagi, COVID-19 juga memperburuk masalah stunting karena mengurangi aksesibilitas dan keterjangkauan makanan untuk rumah tangga, sehingga menurunkan asupan nutrisi secara keseluruhan.
Pada saat yang bersamaan, sistem produksi pangan juga berkaitan dengan isu lingkungan. Studi menyatakan bahwa Indonesia tercatat sebagai penghasil emisi dari sistem pangan terbesar kedua di dunia. Emisi tersebut berasal dari pembukaan hutan dan lahan, penggunaan pestisida bahan kimia dan kegiatan produksi pertanian yang menyebabkan degradasi tanah, air, dan lain sebagainya.
Dalam konteks kota Bandung dan Manggarai Barat, polemik keterkaitan antara pangan, gizi, kesehatan, dan lingkungan yang terjadi membuka kesempatan bagi pemerintahan dan stakeholder terkait di Bandung dan Manggarai Barat untuk kembali mengkaji sistem pangan yang ada. Dalam membangun kebijakan maupun program pangan yang berkelanjutan, dibutuhkan pendekatan sistem pangan yang lebih terintegrasi, sehingga dapat berdampak baik pada manusia dan lingkungan. Untuk mencapai hal tersebut, salah satu tantangan yang perlu diselesaikan adalah menemukan cara untuk mengimplementasikan ‘pendekatan sistem pangan’ yang dapat diintegrasikan oleh regulasi atau kebijakan lokal untuk memenuhi tujuan ketahanan pangan, kesehatan, pembangunan pertanian, dan lingkungan.
Pelatihan sistem pangan ini dibutuhkan untuk memberikan wawasan dan keterampilan kepada konsorsium pelaksana program Urban Futures di Bandung dan Manggarai Barat dalam mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi dalam upaya transformasi sistem pangan perkotaan. Dengan pelatihan ini, para peserta akan memahami bagaimana mengintegrasikan berbagai aspek sistem pangan ke dalam program yang efektif. Pelatihan ini juga bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pemangku kepentingan lokal dalam merancang dan melaksanakan solusi yang holistik dan berkelanjutan. Sebagai hasilnya, diharapkan pelatihan ini akan mendukung pencapaian tujuan program Urban Futures secara keseluruhan, dan memastikan bahwa kota Bandung dan Manggarai Barat dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sistem pangan yang berkelanjutan di Indonesia.