Ini Penyebab Rendahnya Partisipasi Petani Lokal Dalam Menjawab Kebutuhan Industri Pariwisata di Labuan Bajo

  • Kamis, 07 November 2024 - 16:23:17 WIB
  • Superadmin
Ini Penyebab Rendahnya Partisipasi Petani Lokal Dalam Menjawab Kebutuhan Industri Pariwisata di Labuan Bajo

Labuan Bajo, InfoMabar,;- Rendahnya kapabilitas petani lokal dalam pengolahan dan pengembangan tanaman hortikultura sebagai usaha bisnis yang menjanjikan secara ekonomis  dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat merupakan salah satu persoalan utama yang dihadapi oleh para petani dalam menopang kepariwisataan di Kabupaten Manggarai Barat.

 

Hal tersebut disampaikan oleh PJS. Bupati Manggarai Barat Ondy Christian Siagian, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Manggarai Barat, Laurensius Y.A. Nabu, dalam kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) Akhir Kajian Tanaman Holtikultura Link and Mach dengan Industri  Pariwisata  bersama Fakultas Pertanian Undana (Faperta) Kupang, di Ballroom Jayakarta  Hotel, Kamis (07/11/2024).

“Sebagai Daerah Pariwisata Premium Kabupaten Manggarai Barat seyogianya  memberikan peluang terhadap pengembangan pertanian lokal termasuk pertanian hortikultura sebagai penopang pariwisata. Namun kondisi existing Kabupaten Manggarai Barat saat ini  untuk kebutuhan pariwisata masih di datangkan dari luar Kabupaten Manggarai Barat. Kegiatan FGD hari ini merupakan tahapan akhir dari seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat  bersama Faperta Undana Kupang untuk menjawab tantangan dan kompleksitas persoalan industry pariwisata di Labuan Bajo,” ujar Laurensius.

Laurensius melanjutkan melalui FGD hari ini Tim peneliti Faperta Undana Kupang diharapkan dapat memperesentasikan sebuah Blue Print pengembangan holtikultura di Manggarai Barat, yang dapat dijadikan rujukan kebijakan bagi pemerintah daerah dan juga pedoman bagi masyarakat petani lokal dalam pengembangan horti di kabupaten ini, dan dapat memberikan rekomendasi kepada instansi teknis untuk  menjawab ersoalan yang ada serta strategi pemasaran dan distribusi hasil produk.

Hal senada juga disampaikan Kepala Lembaga Peneliti dan Pengabdian kepada masyarakat  Fakultas Pertanian Kupang, Damianus Adar. Dalam materi Damianus menjelaskan bahwa minimnya partisipasi petani lokal dalam mensuplay industry hotel bisa dilihat dari  luas lahan yang dimanfaatkan  masyarakat untuk budidaya horti masih sangat minim. Berdasarkan hasil masterplan pertanian Manggarai Barat 2023-2043 potensi sumberdaya lahan existing dan potensial untuk budidaya  horti di Kabupaten Manggarai Barat sebesar 47.727 ha. Namun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di seluruh kecamatan, para petani kita hanya menggunakan lahan untuk tanaman horti kira-kira 11 persen atau 477 ha.

“Ini merupakan sebuah kontradiksi ditengah tingginya permintaan kebutuhan industry pariwisata di Labuan Bajo. Ada persoalan dan tantangang serta solusi yang kami rekomnedasikan dalam dokumen hasil kajian yang akan kami serahkan ke pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Barat,” ujar Damianus.

Kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) akhir kajian tanaman holtikultura link and mach dengan industri  pariwisata  bersama Fakultas pertanian Undana (Faperta) Kupang ini dilaksanakan selama sehari.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten Pemerintahan umum Alosius Lahi, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Maria Aloisia Malung Daduk, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pius Baut, Kepala dinas Tanaman Pangan Holtikulturan dan Perkebunan, Lorensius Halu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Gabriel Bagung, Kepala Bagian ekonomi dan SDA Benediktus Jegambut, Para camat se-kabupaten Manggarai Barat, utusan Bank NTT dan Bank BRI, Kepala Perumda Bidadari, Ketua PHRI Manggarai Barat, manager hotel dan restoran, ketua kopersai dan distributor holtikulturan.***

Editor : Ferdy Jemaun*

Sumber : infomabar.manggaraibaratkab.go.id

  • Kamis, 07 November 2024 - 16:23:17 WIB
  • Superadmin

Berita Terkait Lainnya