Menindaklanjuti hasil rapat terdahulu sebelumnya yang diadakan secara daring, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Manggarai Barat, yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Nusa Cendana (Undana), kembali menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Akhir penyusunan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2025-2045 secara luring pada hari Selasa tanggal 28 November 2023 yang bertempat di Aula Bappeda Kabupaten Manggarai Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengelaborasikan masukan-masukan teknokrat yang diperoleh dari internal Bappeda Manggarai Barat pada saat pelaksanaan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Antara sebelumnya dengan masukan-masukan dari pihak-pihak terkait yang diperluas seperti perangkat daerah terkait, unsur masyarakat serta Lembaga atau instansi vertical yang ada di Manggarai Barat. Masukan-masukan ini kemudian akan menjadi pedoman dalam perbaikan dokumen KLHS oleh tim. Selanjutnya, dokumen yang sudah diperbaiki tersebut akan diajukan ke dinas terkait di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk dilakukan validasi terhadap dokumen tersebut.
Kepala Bappeda Manggarai Barat dalam sambutan nya menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang sudah secara bersama sama mendukung penyelesaian penyusunan dokumen ini sehingga bisa sampai pada tahap Focus Group Discussion (FGD) Akhir. Di tengah kesibukan semua pihak yang sangat padat di Labuan Bajo ini, kita mampu untuk menyelesaikan dokumen KLHS RPJPD ini sampai ke tahap akhir.
Dr. Herry Kota bersama Tim LP2M Universitas Nusa Cendana dalam pemaparannya melaporkan bahwa ada 173 indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang menjadi urusan dan kewenangan Kabupaten Manggarai Barat. Lebih lanjut dikatakan bahwa berdasarkan hasil analisis sementara, proporsi indicator yang sudah dilaksanakan dan mencapai target nasional sebanyak 58 indikator atau sebesar 33, 53 persen. Proporsi indicator yang trennya meningkat tetapi belum mencapai target nasional sebanyak 43 indikator atau sebesar 24,85 persen. Proporsi indicator yang trennya menurun dan belum mencapai target nasional sebanyak 24 indikator atau sebesar 13,87 persen dan proporsi indicator yang belum ada datanya sebanyak 48 indikator atau sebesar 27,75 persen.
Selanjutnya, juga dipaparkan beberapa scenario terhadap upaya-upaya untuk mengejar pencapaian beberapa indicator makro seperti penurunan kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran terbuka, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan penurunan prevalensi stunting. Doktor Herry dan tim, dalam pemaparan mereka, menyampaikan perlu adanya skema dengan upaya tambahan, diluar dari skema business as usual (BAU), dalam rangka pencapaian target-target indicator makro yang lebih maksimal. Skema business as usual ini kemudian yang nanti akan menjadi salah satu rekomendasi untuk diintegrasikan ke dalam penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2025-2045.
Kegiatan ini diikuti oleh beberapa pihak terkait seperti DC Momentum Manggarai Barat, LSM Burung Indonesia , Pater Marsel Agot, SVD sebagai perwakilan masyarakat, Badan Pusat Statistik Manggarai Barat dan beberapa organisasi perangkat daerah terkait lingkup pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.